Sukmawati Soekarnoputri Ceritakan Ribuan Koleksi Buku Soekarno dan Perjuangannya




Sukmawati Soekarnoputri bercerita mengenai ribuan buku yang dikoleksi oleh ayahnya, Soekarno. Kumpulan buku tersebut masih secara rapih terletak di perpustakaan rumahnya yang tepat berada di belakang kamarnya itu.

Putri Soekarno itu mengatakan, ia diberitahu oleh pengasuhnya jika tumpukan buku itu ditulis oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno  ketika sebelum dan sesudah zaman kemerdekaan. Mulai dari buku sosial, sampai dengan politik.

"Di kamar saya di belakang ada perpustakaan, banyak buku-buku. Dikasih tahu dari pengasuh saya ini buku-buku bapak ditulis menjelang kemerdekaan yang mengandung sosial politik," ujarnya saat menyampaikan cerita di acara Surat Pendiri Bangsa, Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).

Tak hanya buku berbahasa Indonesia, Soekarno juga banyak mengoleksi buku-buku dengan bahasa Belanda. Sukmawati pun mengungkap, jika dirinya tak bisa membaca menggunakan bahasa Belanda.



Kemudian, ia pun berpikir, darimana ayahnya itu mendapatkan buku-bukur tersebut? Padahal, Soekarno merupakan mahasiswa jurusan Teknik lulusan Technische Hoogeschool te Bandoeng, atau sekarang dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Saya mengintip disitu ada meja tulis, buku-bukunya bahasa Belanda semua, saya nggak bisa baca. Disitu saya berpikir, Bung Karno koleksinya begitu banyak. Binggung, Bung Karno dapat buku darimana? Kan dia mahasiswa teknik," tuturnya.

Tumpukan buku tersebut antara lain Dibawah Bendera Revolusi jilid 1 dan 2, Indonesia Menggugat, Sarinah, dan masih banyak buku-buku lainnya. Ketika Soekarno diasingkan ke beberapa daerah, seperti Endeh, Bengkul, dan Jakarta, Sukmawati mendapatkan cerita jika Ayahnya selalu membawa buku-buku tersebut di dalam koper kemanapun  ia pergi.

Ia pun merasa, jika tokoh-tokoh bangsa, memiliki ilmu sama halnya seperti perpustakaan berjalan. Kemudian, melalui buku-buku yang ada di perpustakaan Soekarno, Sukmawati merasa dibekali perjuangan oleh Ayahnya itu.

"Tokoh-tokoh bangsa seperti perpustakaan berjlana, banyak referensi ilmu. Saya juga juga merasa dibekali perjuangan sama ketika zaman kemerdekaan,"tutupnya. (Beben)
BEM IBI-K57
BEM IBI-K57

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar