Surat Al-Alaq dan Manfaat Menuntut Ilmu



Allah SWT pertama kali menurunkan surat Al-Alaq ayat 1-5 pada Nabi Muhammad. Saat itu, ketika sang nabi tengah menyendiri di Gua Hira. Seketika, Allah menyerunya dengan perintah “Iqra,”. Namun, Rasullulah pun berkata, “Aku tidak bisa membaca,” ucapnya sampai tiga kali. Kemudian turunlah wahyu pertama yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia lah yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya,” tertulis dalam QS. Al-Alaq ayat 1-5.
Melalui cerita tersebut, aku pun langsung tertarik untuk mencari tahu, kenapa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca? Rasa penasaranku pun langsung ku tuangkan dalam diskusi online melalui grup Organisasi Studi Dakwah Islam (SDI) bersama  teman-teman. “Kenapa surat yang pertama kali diturunkan surat Al-Alaq 1-5?
Kenapa Surat Pertama  Diturunkan  Al-Alaq Ayat 1-5?
Temanku bernama Lulu, Mahasiswa Akuntansi semester 4 pun langsung menjawab.  “Seandainya Nabi Muhammad adalah orang yang mampu membaca dan menulis, tentu orang-orang akan berkata bahwa ajarannya hanyalah dari hasil membaca kitab-kitab Allah SWT yang ada sebelumnya. Ketika disebut bahwa ia adalah seorang yang Ummi, yaitu tidak bisa membaca dan menulis, tidak ada lagi keraguan terhadap ajarannya. Karena yang Rasulullah bawa adalah wahyu Ilahi. Sehingga yang mengingkari Nabi Muhammad hanya karena kesombongan atau termakan syubhat “ jelasnya, Jumat (30/3).
Tak puas hanya sampai disitu, aku pun kembali bertanya, Kenapa Allah SWT memilih metode membaca untuk menuntut ilmu? Lalu, Nadia Ulfahmi, ketua SDI pun langsung menanggapinya.
“Ilmu itu banyak versinya, bentuknya dan juga cara mendapatkannya. Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan karena memiliki panca indra. Dengan beberapa panca indra manusia bisa menggunakan untuk menuntut ilmu. Jadi ilmu itu bukan hanya dengan metode membaca saja, tapi dengan memaksimalkan penggunaan pancra indra yang dimiliki.”ujarnya.
Melihat perkataan Nadia, akupun teringat dengan perbincangan ku tempo hari dengan tukang bengkel. Ia tak mengenyam bangku pendidikan, lulus Sekolah Dasar pun tidak. Bahkan ia tidak bisa membaca dan menulis. Tapi yang menjadi pertanyaan besarku, dari manakah ilmu yang dia dapat untuk memperbaiki motor-motor yang rusak? Akhirnya saya pun menemukan jawabannya. Ternyata ia selalu mengamati dan mempelajari apa yang Pamannya lakukan ketika tengah memperbaiki motor.

Manfaat Menuntut Ilmu
Setelah melakukan diskusi dengan teman-teman satu organisasi, aku pun langsung menemukan jawabannya. Mengapa Allah SWT memerintahkan Rasulullah untuk membaca. Ternyata Makna yang tersirat dari perintahNya yakni menuntut ilmu. Dengan membaca, kita bisa mendapatkan pengetahuan baru, tak mudah dibohongi apa sebenarnya terjadi dan yang paling penting dapat mengembangkan keilmuan yang kita miliki.
Kemudian tentang seorang tukang bengkel yang mampu memperbaiki motor dengan otodidak. Tanpa membaca, ia bisa melakukannya. Namun, jika kemampuannya ditambah dengan membaca sebuah teori tentang otomotif, pastilah pengetahuannya akan lebih luas lagi.
Begitupun juga dengan Nabi Muhammad, ketika mendapatkan perintah membaca, ia pun langsung melakukannya dan mempraktekan teori yang didapatnya.
“Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berfikir, semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apapun,“  Voltaire. Alfian Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM)
BEM IBI-K57
BEM IBI-K57

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar